Dadaisme: Pengertian, Sejarah, Ciri Ciri, Tokoh Hingga Contohnya
Hai sobat blog…
Pernahkan kamu mendengar kata dadaisme? Yap, Dadaisme
merupakan sebuah aliran seni yang terpengaruh oleh Surealisme dan kubisme dan
termasuk ke dalam salah satu gerakan seni Kontemporer.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai dadaisme, yuk simak
penjelasan berikut hingga tuntas!
Pengertian Dadaisme
Dadaisme adalah aliran yang tidak ingin membuat suatu
karya indah secara fisik, namun bermuatan kritik tajam, pesan perdamaian atau
pesan sosial lain dengan cara membuat sindiran tidak langsung, hingga ke
ungkapan langsung yang provokatif terhadap kaum-kaum yang dianggap memberikan
pengaruh negatif pada kelangsungan hidup manusia.
Aliran dadaisme diketahui menggunakan tema-tema yang
bertentangan dengan seni tinggi Eropa yang dianggap sebagai aliran mainstream
pada masa itu.
Para Seniman Dada menggunakan tema-tema yang
mengerikan, mistis dan menyeramkan,
namun justru terkadang kekanak-kanakan atau naif, atau tema apapun yang tidak
menunjukkan keindahan estetis yang telah mapan sebelumnya.
Seperti aliran lainnya, meskipun menggembor-gemborkan
pesan antiseni, dadaisme cenderung berjalan secara linier yang setiap babaknya
merupakan kelanjutan dari aliran sebelum dan sesudahnya, sehingga berhasil
menjadi aliran mainstream yang baru.
Aliran ini berhasil menjadi antitesis dari aliran
sebelumnya dan menjadi pengaruh bagi aliran yang muncul setelahnya.
Sylvester dalam Sulastianto (1993:9) menyebut adanya sisi
konservatif yang berupaya melestarikan nilai-nilai yang pernah tumbuh
sebelumnya, dan ada sisi radikal yang merupakan pengingkarannya justru
melahirkan pendekatan beserta nilai-nilai estetis baru.
Sehingga adanya dua aliran seni yang saling bertentangan
tersebut justru akan melahirkan suatu pandangan baru yang dapat membawa seni
rupa ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Dalam hal ini, dadaisme berkaitan dengan gerakan seni
kubisme dan surealisme, kemudian mempengaruhi gerakan seni setelahnya, seperti
abstrak ekspresionisme, pop art pada era 1960an hingga seni kontemporer abad
21.ac
Sejarah Dadaisme
Revolusi Industri pada awal abad ke-20 di Eropa sangat
berdampak besar bagi kemajuan kehidupan umat manusia. Dalam dunia seni pun
terjadi revolusi penting yang dilakukan para seniman terhadap tradisi seni
Eropa.
Tradisi yang selama itu merupakan arus besar (mainstream)
dianggap tidak mampu lagi membuka kemungkinan baru dalam berkesenian dan para
seniman
Namun, era revolusi industri ini juga membawa pengaruh negatif.
Yaitu diproduksinya mesin-mesin perang yang semakin canggih seperti senapan laras panjang, meriam jarak jauh,
tank baja. Ironisnya, penciptaan mesin-mesin pembunuh tersebut diatasnamakan
kemajuan teknologi pula.
Perang Dunia I pada tahun 1914 yang menelan korban
sebanyak 10 juta orang di Eropa adalah pemicu munculnya aliran Dadaisme.
Dibalik cerita kelam itu, muncul berbagai asumsi dan evaluasi objektif mengenai
penyebabnya.
Para seniman dada menganggap kaum
borjuislah yang membawa
peradaban Eropa menuju
kehancuran. Maka dari itu dilakukan penentangan politik melalui seni yang
diatasnamakan sebagai dada.
Sehingga selain anti perang, para seniman dada juga
menyerukan gerakan seni anti kemapanan. Yaitu mengkritik, hingga memaki-maki
berbagai gaya seni dan karya seni lama yang cenderung disukai dan dikoleksi
oleh para kaum borjuis.
Karena berbagai pandangan tersebut, akhirnya aliran ini
melahirkan paradigma berkesenian yang serbakacau, destruktif, nihilistis,
absurd, provokatif, dan bahkan antiseni.
Dadaisme dimulai sekitar awal februari tahun 1916 di
Zurich, Swiss saat terjadinya perang dunia I (1914-1918). Swiss sebagai negara
netral tidak terlibat perang dan menjadi tempat pengungsian yang aman.
Sekelompok pengungsi yang terdiri atas seniman dan
budayawan seperti pelukis dari Alsatia Jean Arp, penyair dan filsuf penting
Jerman Hugo Ball, Richard Huelsenbeck, perupa Marcel Janco, dan penyair Rumania
Tristan Tzara mendirikan sebuah kabaret yang dinamai Cabaret Voltaire di sebuah
bar bernama Meierei.
Tempat yang disewa Ball ini dirancang sebagai pusat
hiburan artistik dan merupakan tempat berkumpulnya para seniman.
Pelukis, penyair, penyanyi, penari, dramawan dari
berbagai negara yang terlibat perang mempertunjukkan kebolehannya masing-masing
disana.
Di tempat inilah dada berkembang dan merambah ke semua
gerakan seni lainnya, termasuk seni rupa. Dada lahir sebagai reaksi dari
kengerian perang dunia pertama.
Ciri Ciri Dadaisme
Berdasarkan penjelasan di atas sebetulnya sudah jelas
bahwa ciri utama dadaisme adalah karya yang menolak keindahan fisik.
Dadaisme berusaha untuk mengambil kemenarikan lain di
luar keindahan yang sudah umum dinikmati. Selain itu, beberapa ciri-ciri
dadaisme yang lainnya adalah sebagai berikut.
1. Mengandung imaji yang cenderung tidak indah, kotor dan
provokatif.
2. Memuat pesan yang mempertanyakan kembali arti seni,
peran seniman dan estetika secara umum.
3. Menyampaikan seruan anti perang melalui satir atau
sindirian tidak langsung terhadap kekejaman perang.
4. Berisikan pesan anti kaum borjuis yang pada masa itu
dianggap menyebabkan Perang Dunia I
5. Menggunakan objek-objek “readymade” atau sesuatu yang
telah ada, seperti objek sehari-hari yang ada disekitar kita: gelas, toilet,
sendok, dll. Objek tersebut di susun atau dirangkai menjadi karya seni seperti
kolase, patung dan instalasi.
Tokoh Tokoh Dadaisme
1. Francis Picabia
Dikenal sebagai “Papa Dada” yang berarti “Bapak Dadaisme”
adalah salah satu tokoh utama gerakan seni rupa Dadaisme di Paris dan New York.
Ia adalah teman dekat Marcel Duchamp yang merupakan salah satu tokoh penting
dari aliran dadaisme.
Francis terkenal dengan karya-karyanya yang menggunakan
gambar rancu, komik erotis, sparepart mesin hingga ke lukisan berbasis teks yang
mulai menggambarkan aspek seni konseptual.
Contoh
Karya Dadaisme Very Rare Picture on the Earth
Very Rare Picture on the Earth adalah karya kolase
pertama Picabia. Media karya ini terdiri dari cat minyak dan cat besi, lembaran
perak, lembaran emas dan kayu.
Gambar tersebut bukanlah gambar, sehingga sangat cocok
untuk disebut sebagai “sangat jarang”, sesuai denga judul karyanya yang berarti
“gaambar yang sangat langka di bumi
Karya ini adalah representasi dari konsep Picabia yang
ingin membuat simbolisme menggunakan objek-objek mesin yang ada di dunia
industri.
Karya ini juga menunjukan bahwa sangat mungkin bagi
seniman untuk menggunakan simbolisme alternatif, diluar simbolisme-simbolisme
klise yang telah terlalu banyak digunakan, seperti hewan, alam dan mitos.
2. Marcel Duchamp
Duchamp menantang gagasan tentang apa itu seni dengan
konsep readymade, yaitu objek sehari-hari yang diproduksi secara massal.
Objek-objek tersebut direnggut dari konteks awalnya lalu diubah menjadi karya
seni.
Found object dari readymade di masa itu menjadi inovasi
yang mengejutkan bagi dunia seni, yang menganggap seorang seniman harus
menciptakan semua elemen karyanya dari awal, tanpa menggunakan barang yang
sudah tersedia.
Marcel Duchamp juga menolak keberadaan keindahan biasa yang
ia sebut dengan keindahan retinal (keindahan visual) karena dianggap terlalu
mudah untuk dihasilkan dan lebih memilih untuk melakukan pendekatan yang lebih
intelektual terhadap karya yang ia buat.
Ia lebih mengagungkan konsep dibalik karya seni. Karena
pandangan ini juga, ia dinobatkan sebagai bapak dari seni konseptual.
Contoh
Karya Dadaisme L.H.O.O.Q (1919)
LHOOQ adalah salah satu contoh penggunaan konsep
readymade Duchamp. Karya ini berupa kartu pos bergambar lukisan monalisa (portrait
of lisa gherardini) yang diberi kumis dan janggut.
Karya ini adalah salah satu contoh keabsurd-an dan
kejenakaan yang biasa ditampilkan oleh para seniman Dadaisme.
Memberikan elemen maskulin pada gambar lukisan monalisa
yang merupakan potret seorang perempuan seakan menguak berbagai issue gender
yang tabu dan tak pernah selesai bahkan hingga saat ini.
Tidak ada pernyataan langsung dari Duchamp mengenai
penafsiran tersebut, namun melalui citra karya ini berbagai penafsiran mengenai
issue kesetaraan gender dan homosexual terbuka lebar.
Karya ini juga menentang seni tinggi Eropa dengan
menyajikan imaji yang dianggap murahan dan sepele, yang sebelumnya tidak akan
digunakan pada tradisi seni klasik.
Nah, itulah seputar informasi mengenai Dadaisme. Sudah
paham kan sekarang?
Komentar
Posting Komentar