Mengenal Seni Lukis Aliran Ekspresionisme Lengkap Dengan Sejarah dan Ciri-cirinya

Mengenal Seni Lukis Aliran Ekspresionisme Lengkap Dengan Sejarah dan Ciri-cirinya

Dalam artikel kali ini, kita akan memahami tentang ap aitu Ekspresionisme, bagaimana sejarahnya, dan seperti apa ciri-cirinya.

Terdapat sebuah gerakan seni rupa yang hanya keluar dari diri seorang seniman, menhasilkan sebuah mahakarya orisinil dan luar biasa yang disebut dengan aliran Ekspresionisme.

Lantas apa itu Ekspresionisme? Secara umum, Exkpresionisme adalah sebuah aliran seni Lukis yang memberikan sang seniman kebebasan mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.

Bisa dikatakan, pengertian Ekspresionisme yaitu aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dalam jiwa, baik itu dari segi objeknya maupun sisi senimannya.

Kendati demikan, bukan berarti semua orang bisa menerapkan aliran ini. Akan tetapi, sang seniman tetap memiliki kemampuan teknis yang hebat dan sensitibilitas tinggi agar karyanya dapat dengan mudah dimengerti maknanya.

Aliran ini bisa ditemukan dalam karya lukisan, sastra, film, musik, dan arsitektur. Dan yang menjadi poin penting dalam aliran Ekspresionisme adalah emosi yang lebih menuju ke segala kemarahan dan depresi ketimbang emosi bahagia.

Sejarah Munculnya Aliran Ekpsresionisme

Ekspresionisme banyak muncul di beberapa kota di Jerman sebagai respons terhadap kecemasan yang tersebar luas oleh hubungan manusia yang semakin "tidak harmonis" dengan dunia alami.

Aliran ini mengkhawatirkan perasaan kehilangan keaslian dan spiritualitas seni yang hanya disalin. Oleh sebab itu, Ekspresionisme muncul sebagai bagian dari reaksi terhadap impresionisme klasik dan seni akademik yang telah mencapai puncak artistik yang mapan yang dianggap terlalu kaku karena hanya alam yang ditiru.

Ekspresionisme sangat terinspirasi oleh aliran simbolisme dalam seni abad ke -19. Vincent Van Gogh, Edvard Munch dan James Ensor adalah seniman yang sangat berpengaruh dalam munculnya aliran ekspresionisme.

Pergerakan aliran ekspresionisme terjadi dari sekitar tahun 1905 hingga 1920 dan meluas ke seluruh Eropa dan bahkan di dunia. Pengaruhnya akan terasa selama sisa abad ini dalam seni Jerman.

Teknologi baru dan upaya urbanisasi besar -besaran untuk mengubah pendapat komunitas dunia. Sehingga ekspresionis ingin mencerminkan dampak psikologis dari perkembangan ini.

Cara yang mereka lakukan adalah menghindari meniru apa yang mereka lihat, menuju ekspresi emosional dan psikologis tentang bagaimana dunia mempengaruhi mereka dalam pekerjaan mereka. Akar ekspresionisme dapat ditelusuri ke seniman pasca-impresi seperti Vincent Van Gogh.

Diperkirakan bahwa istilah "ekspresionisme" diciptakan pada tahun 1910 oleh sejarawan seni Ceko, Antonin Matejcek, yang bermaksud menunjukkan pekerjaan yang tampaknya menjadi kebalikan dari aliran impresionisme.

Impresionis mencoba mengekspresikan keindahan alam dan bentuk manusia melalui lukisan mereka, ekspresionis hanya mencoba mengekspresikan dunia yang diingat dan merasakannya.

Ciri-ciri Aliran Ekspresionisme

Dibandingkan aliran seni lukis lainnya, Espresionisme memiliki ciri-ciri yang cukup menonjol. Beberapa karakteristiknya bisa dilihat di bawah ini.

  • Membatasi ideologi modern yang berlebihan
  • Mengkhawatirkan keaslian seni terhadap imitasi alam
  • Mementingkan ekpresi dalam diri seniman disbanding peniru alam
  • Teknik gambar yang tampak naif, namun tetap mempunyai komposisi yang hebat
  • Melukis dengan keberanian tanpa keraguan, juga gerakan kuasnya semakin ekpresif
  • Mengutamakan orisinialitas tangan seniman ketimbang harus membuat suatu objek benar-benar mirip
  • Bukan cuma sebagai warna sebuah objek, namun penggunaan warna sebagai simbol akan suatu hal
  • Membiarkan imajinasi pelukis berjalan-jalan dengan bebas

Tokoh aliran Ekspresionisme

Berikut adalah beberapa tokoh aliran Ekspresionisme yang dibagi berdasarkan bidang yang mereka geluti.

  1. Lukisan. Otto Mueller, Georges Rouault, Paul Klee, Vasili Kandinski, Amedeo Modigliani, Marc Chagall, José Clemente Orozco, Diego Rivera, David Alfaro Siqueiros, Piet Mondrian, Hans Arp, Max Ernst, Karl Hofer, Franz Marc, Egon Schiele, Oswaldo Guayasamín, di antara banyak lainnya.
  2. Arsitektur. Bruno Taut, Walter Gropius, Erich Mendelsohn, Hans Poelzig, Hermann Finsterlin, Fritz Höger, Hans Scharoun, dan Rudolf Steiner.
  3. Patung. Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Käthe Kollwitz, Bernhard Hoetger, Renée Sintenis, Jacob Epstein dan Antoine Bourdelle.
  4. Literatur. Franz Kafka, Thomas Mann, Alfred Döblin, Gottfried Benn, Ramón María del Valle-Inclán, Camilo José Cela, Georg Trakl, August Stramm, Bertolt Brecht, Max Reinhardt, antara lain.
  5. Musik. Arnold Schönberg, Alban Berg, Anton von Webern, Kurt Weill.
  6. Bioskop. Robert Wiene, Paul Wagener, Fritz Lang, Ewald André Dupont, Robert Siodmak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Terapan: Merangkai Kreativitas dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengertian, Sejarah dan Ciri Kubisme

Seni Rupa Kontemporer: Ekspresi Modern dalam Karya Seni